Overblog
Edit post Follow this blog Administration + Create my blog

SEKOCI BERAWAL BERDIRI DARI SEKUMPULAN ANAK-ANAK MUDA PECINTA KOPI DAN BERCELANA CINGKRANG DAN AKTIF DIMEDIA SOSIAL,BERJALANNYA WAKTU AKHIRNYA MEMUTUSKAN TUK MEMBENTUK SEBUAH KOMUNITAS YANG AKTIFITASNYA BERGERAK DI MEDIA SOSIAL TUK PENGGALANGAN DANA DONASI. SEKOCI FOUNDATION ADALAH SUATU KOMUNITAS YANG BERGERAK DIKEMANUSIAAN. PERGERAKAN KAMI MELALUI MEDIA SOSIAL TUK PENGGALANGAN DANA BAGI YANG MEMBUTUHKAN. PERGERAKAN SEKOCI INDEPENDENT DAN HANYA MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL TUK MENGAJAK NETIZEN BERBAGI RIZQI DAN BERBUAT KEBAIKAN. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi-red), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya.” (HR MUSLIM DAN AHMAD)

29 Sep

Published from Overblog

Published by SEKOCI FOUNDATION

IMAN BERTAMBAH SEMPURNA DAN BERKURANG

IMAN BERTAMBAH SEMPURNA DAN BERKURANG

IMAN BERTAMBAH SEMPURNA DAN BERKURANG

 

Permasalahan iman merupakan permasalahan terpenting seorang Muslim, sebab iman menentukan nasib seorang di dunia dan akhirat. Bahkan kebaikan dunia dan akhirat bersandar kepada iman yang benar. Dengan iman, seorang akan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat serta keselamatan dari segala keburukan dan adzab Allah Azza wa Jalla . Dengan iman, seorang akan mendapatkan pahala besar yang menjadi sebab masuk surga dan selamat dari neraka. Lebih dari itu semua, mendapatkan keridhaan Allah Azza wa Jalla yang Maha Kuasa, sehingga Dia tidak akan murka kepadanya dan dapat merasakan kelezatan melihat wajah Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak. Dengan demikian, permasalahan ini seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari kita semua. Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah menuturkan, “Hasil usaha jiwa dan kalbu yang terbaik dan penyebab seorang hamba mendapatkan ketinggian (derajat mulia) di dunia dan akhirat adalah ilmu dan iman. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menggabung keduanya dalam firman-Nya

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَىٰ يَوْمِ الْبَعْثِ

Dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan berkata (kepada orang-orang yang kafir), “Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit.” [ar-Rûm/30:56]

Dan firman Allah Azza wa Jalla :

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. [al-Mujâdilah/58:11]

Mereka inilah inti dan pilihan dari yang ada dan mereka adalah orang yang berhak mendapatkan martabat tinggi. Namun, kebanyakan manusia keliru dalam (memahami) hakekat ilmu dan iman ini, sehingga setiap kelompok menganggap ilmu dan iman yang dimilikinya satu-satunya hal yang dapat mengantarkan kepada kebahagian, padahal tidak demikian. Kebanyakan mereka tidak memiliki iman yang menyelamatkan dan ilmu yang mengangkat (kepada ketinggian derajat), bahkan mereka telah menutup untuk diri mereka sendiri jalan ilmu dan iman yang diajarkan Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi dakwah beliau kepada umat. Sedangkan yang berada di atas iman dan ilmu (yang benar) adalah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka di atas manhaj dan petunjuk mereka….” [Al-Fawâid hlm. 191]

Demikian pula apabila kita melihat pemahaman kaum Muslimin tentang iman, maka kita dapatkan banyak kekeliruan dan penyimpangan. Sebagai contoh, banyak kalangan kaum Muslimin ketika berbuat dosa dia menyatakan: “Yang penting kan hatinya”. Ini semua tentunya membutuhkan pelurusan dan pencerahan bagaimana sesungguhnya konsep iman yang benar tersebut.

IMAN BERTAMBAH DAN BERKURANG
Sudah dimaklumi, banyak dalil dari nash-nash al-Qur`ân dan Sunnah yang menjelaskan bertambah dan berkurangannya iman. Menjelaskan pemilik iman yang bertingkat-tingkat, sebagiannya lebih semurna imannya dari yang lainnya, ada di antara mereka yang disebut as-Sâbiq bil khairât, al-Muqtashid dan zhâlim linafsihi. Ada juga al-Muhsin, al-Mukmin dan al-Muslim. Semua ini menunjukkan bahwa mereka tidak berada dalam satu martabat dan iman itu bisa bertambah dan berkurang.

Di antara dalil yang menunjukkan bertambah dan berkurangan iman adalah:
1. Firman Allah Azza wa Jalla.

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung”. [Ali Imrân/ 3:173]

Para Ulama Ahlussunnah menjadikan ayat ini sebagai dasar mengenai bertambah dan berkurangan iman, sebagaimana pernah ditanyakan kepada Imam Sufyân bin ‘Uyainah rahimahullah, “Apakah iman itu bertambah atau berkurang? Beliau rahimahullah menjawab, “Tidakkah kalian mendengar firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, ‘Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka’”. (Ali Imrân/3:173) dan firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, ‘Dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk’.(al-Kahfi/19:13) dan dalam beberapa ayat lainnya?”. Ada yang bertanya, “Bagaimana bisa berkurang?”. Beliau rahimahullah menjawab, “Tidak ada sesuatu yang bisa bertambah kecuali ia juga bisa berkurang”.[1]

2. Firman Allah Azza wa Jalla.

وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى ۗ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَرَدًّا

Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal shaleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu dan lebih baik kesudahannya. [Maryam/19:76]

Syaikh `Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah menjelaskan tafsir ayat ini dengan menyatakan, “Terdapat dalil yang menunjukkan bertambah dan berkurangannya iman, sebagaimana pendapat para Salafush-Shâlih. Hal ini dikuatkan juga dengan firman Allah Azza wa Jalla.

وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا

Dan supaya orang yang beriman bertambah imannya [al-Mudatstsir/74:31]

Dan firman Allah Azza wa Jalla.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya). [al-Anfâl/8:2]

Juga dikuatkan dengan kenyataan bahwa iman itu adalah perkataan kalbu dan lisan, amalan kalbu, lisan dan anggota tubuh. Juga kaum Mukminin sangat bertingkat-tingkat dalam hal ini.[2]

3. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

لاَ يَزْنِيْ الزَّانِيْ حِيْنَ يَزْنِيْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلاَ يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِيْنَ يَشْرَبُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلاَ يَسْرِقُ حِيْنَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ

Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan Mukmin dan tidaklah peminum minuman keras ketika minumnya dalam keadaan Mukmin serta tidaklah mencuri ketika mencuri dalam keadaan Mukmin [Muttafaq ‘alaihi]

Ishâq bin Ibrâhîm an-Naisâburi rahimahullah berkata, “Abu `Abdillâh (Imam Ahmad rahimahullah) pernah ditanya tentang iman dan berkurangnya iman. Beliau rahimahullah menjawab, “Berkurangnya iman ada pada sabda Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan Mukmin dan tidaklah mencuri dalam keadaan Mukmin.[3]

 

Wallâhu a’lam.


[1]. Kisah ini Diriwayatkan oleh al-Ajûri dalam kitab Asy-Syari’at hlm. 117
[2]. Tafsir As-Sa’di 5/33
[3]. Diriwayatkan oleh al-Khalâl dalam kitab As-Sunnah no. 1045
 

Comment on this post

About this blog

SEKOCI BERAWAL BERDIRI DARI SEKUMPULAN ANAK-ANAK MUDA PECINTA KOPI DAN BERCELANA CINGKRANG DAN AKTIF DIMEDIA SOSIAL,BERJALANNYA WAKTU AKHIRNYA MEMUTUSKAN TUK MEMBENTUK SEBUAH KOMUNITAS YANG AKTIFITASNYA BERGERAK DI MEDIA SOSIAL TUK PENGGALANGAN DANA DONASI. SEKOCI FOUNDATION ADALAH SUATU KOMUNITAS YANG BERGERAK DIKEMANUSIAAN. PERGERAKAN KAMI MELALUI MEDIA SOSIAL TUK PENGGALANGAN DANA BAGI YANG MEMBUTUHKAN. PERGERAKAN SEKOCI INDEPENDENT DAN HANYA MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL TUK MENGAJAK NETIZEN BERBAGI RIZQI DAN BERBUAT KEBAIKAN. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi-red), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya.” (HR MUSLIM DAN AHMAD)